Benih Kepahitan

Ibrani 12:15
Jagalah agar jangan seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan mencemarkan banyak orang.

saat aku menjemput anakku dari sekolah, aku memperhatikan di depanku ada seorang wanita mengendarai van hijau besar, di kedua sisi mobil itu ada tulisan besar berwarna kuning berbunyi : ‘Aku menyesal melakukan bisnis dengan (nama sebuah dealer mobil). Tulisan itu tidak hanya mengekspresikan pendapatnya tentang mobilnya tetapi juga pengalaman pahitnya membeli mobil itu.

Aku menyesali perempuan itu karena kelihatannya hidupnya terikat pada rasa tidak mengampuni. Tapi lalu aku menyadari bahwa apa bedanya dia denganku, aku masih marah dengan seseorang yang melakukan kesalahan terhadapku beberapa tahun silam, benih kepahitan itu telah tumbuh menjadi pohon yang berbuah asam. Banyak orang yang mengenalku sudah merasakan buah itu : kata-kata yang buruk dan kasar.

Sore itu juga aku berdoa mengakui rasa sakit hati dan kepahitan itu. Aku bisa merasakan beban dari rasa tidak mengampuni terangkat saat Tuhan Yesus mengisi hatiku dengan pengampunan. Seluruh minggu itu saat aku menjemput anakku dari sekolah, aku berhenti di belakang perempuan itu dengan mobil van nya dan berdoa untuknya.

Doa : Allah maha pengasih, kami menyerahkan luka masa lalu kami kepadamu hari ini, ijinkan kami utnuk menemukan kebebasan dan pengampunan. Sembuhkan hati kami dari semua kepahitan. Amin.

Bahan renungan : Tuhan mengambil hati kita yang asam dan menggantinya dengan hati yang manis.

(Disadur dari dari Upper room)
God Bless Us

Leave a comment