PROYEK TUHAN

Mazmur 51 : 10-12
Biarlah aku mendengar kegirangan dan suka cita, biarlah tulang yang Kau remukkan bersorak-sorai kembali! sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku! Jadikanlah hatiku tahir ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!

Ibrani 4 : 13
Dan tidak ada suatu mahlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada -Nya kita harus memberikan pertanggung-jawaban.

Suamiku mengebor tanah, membantu membuat landasan pondasi bangunan sekolah baru. Aku senang melihatnya mengoperasikan mesin; kelihatan luwes dan bertujuan.

Dia tahu dimana dia mulai menggali, dengan pelan dan terarah menggali dan mengangkat apa yang perlu dibuang. Dia terus menggali sampai apa yang harus dibuang benar-benar terbuang dan tinggal arena yang licin dan siap untuk dipakai sesuai keperluan. Dalam hal ini daerah itu nantinya akan terisi dengan air sebagai tempat pembuangan air saat musim hujan. Kadang-kadang dia menggali parit untuk pipa yang berfungsi membawa air atau membuang air selokan atau luapan air. Setiap penggalian ada maksudnya sendiri.

Dengan cara yang sama, Tuhan tahu dengan tepat apa yang perlu dibuang atau dibiarkan untuk mencapai maksud-Nya dalam kehidupan kita. Tuhan tahu seberapa dalam harus pergi dan dimana meletakkan tempat yang harus dibuang. Tuhan mengangkat injil dan menyiapkannya untuk dipakai sebagai pondasi iman. dan Tuhan meletakkan ditempat itu air kehidupan, suatu pemahaman yang lebih mendalam mengenai injil, kebiasaan baru yang menyalurkan dosa keluar dari hidup kita. Walaupun kadang-kadang menyakitkan, penggalian Tuhan ke dalam kehidupan kita selalu demi kebaikan kita.

Susan Hammond (Florida, U.S.A.)

Doa :
Tuhan, tolong kami, untuk membuka diri bagi pekerjaan kudusmu dalam kehidupan kami. Amen.

Renungan hari ini :
Ketrampilan dan keluwesan Tuhan membentuk kita.

(Diterjemahkan dari The Upper Room)
Selamat memasuki hari besok. New day means new life but always live in God…!
God bless !

“God Is! God Is!”

Thursday, February 14, 2008
“Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau”.
Mazmur 139:8

Hal yang membuat mujizat Tuhan begitu menakjubkan adalah kewajarannya bukan keunikannya. Daripada mengejutkan dunia dengan memamerkan keTuhanan-Nya yang terjadi hanya kadang-kadang saja, Ia lebih memilih menunjukkan kekuatan-Nya setiap hari.Yang terkenal. Gemuruh ombak. Warna-warni kristal. Kelahiran, kematian, kehidupan. Kita dikelilingi oleh keajaiban-keajaiban. Tuhan melemparkan kesaksian-kesaksian kepada kita seperti kembang api, dan tiap ledakannya mengatakan. “Tuhan lah! Tuhan lah!”

Pemazmur mengagumi karya tangan yang begitu kudus. “Kemana aku dapat pergi dari Roh-Mu?” Dia bertanya dengan gembira. “kemana aku dapat lari dari hadapan-Mu?” Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; Jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau.” (Mazmur 139:7-8).

Kita bertanya-tanya, dengan begitu banyak kesaksian-kesaksian mujizat di sekeliling kita, bagaimana mungkin melarikan diri dari Tuhan? Tapi bagaimanapun kita melakukannya juga. Kita tinggal dalam galeri seni kreativitas Tuhan tapi tetap puas dengan hanya merenungi dan menatap karpet di lantai…..

(Diterjemahkan dari Max Lucado)
God bless us..

He Chose the Cross

Wednesday, February 13, 2008
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.”
Efesus 2:8

Kepatuhan Yesus di mulai di sebuah bengkel tukang kayu di sebuah kota kecil. Cara pendekatan-Nya yang tidak biasa dalam kehidupan-Nya yang biasa mempersiapkan Dia untuk panggilan-Nya yang tidak biasa. “Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun” (Luk 3:23)…Dalam rangka mengubah dunia, Dia harus mengucapkan selamat tinggal dengan dunia-Nya sendiri.

Mungkin Dia memberi ciuman perpisahan kepada Maria ibu-Nya, makan bersama yang terakhir di dapur, dan berjalan-jalan untuk terakhir kalinya di sepanjang jalan di kota-Nya. Apakah Dia naik ke salah satu bukit di Nazareth dan berpikir suatu hari Dia akan naik ke bukit dekat Yerusalem?

Dia tahu apa yang akan terjadi, “Dia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru baru menyatakan diri-Nya pada akhir jaman.” (1 Petrus 1;20). Tiap ons dari penderitaan-Nya sudah tertulis – sekarang tergantung pada-Nya untuk memainkan peranan-Nya.

Bukannya Dia harus melakukan itu. Nazareth adalah sebuah kota yang aman dan menyenangkan. Mengapa tidak mendirikan saja bisnis pertukangan? Merahasiakan identitas-Nya?…Dipaksa utnuk mati adalah suatu hal yang sama sekali berbeda dengan kesediaan untuk memikul salib sendiri….

(dikutip dari Max Lucado)

PERFECT LOVE

Read Romans 5:1-11

Now these three remain: faith, hope and love. But the greatest of these is love.
-1 Corinthians 13:13 (NIV)

SOME time ago, I saw an interview on television with an 83-year-old woman. She was asked about her long and interesting life as a politician and also about her private life. She was intelligent and clear in her answers. Finally, the interviewer asked about her Christian faith. The woman remained silent for a moment. Then she said, “My faith is a living part of my personality. It is my rod and my staff.” She continued, “I grew up with a strict father who was an old-fashioned Calvinist and regarded everything as sinful. But this is not how I know the Lord today. God is not a punishing God but full of love and righteousness.”

Her words caused me to examine my own faith. I can say that my faith gives me hope. Without faith, there is no hope. My faith also gives me assurance, even if I have doubts from time to time. I have no doubts when it comes to God or the Bible, but I wonder about myself. Am I good enough? Do I deserve the love of God? Then I remember the words from the interview and realize that I do not need to deserve God’s love. In the light of God’s grace, each one of us is accepted. God’s love embraces and welcomes us all.

Laila Geitz (Akershus, Norway)
Prayer
God of hope and joy, thank you for loving us as we are. Amen.